Rabu, 08 Juni 2016

0812 8002 2004 || Agen Pupuk Kelapa Sawit Di Kabupaten Murung Raya

Ichastore.com – Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1848. Saat itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor (Botanical Garden), dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda).

Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor hingga sekarang masih hidup dengan ketinggian sekitar 12 m. Tanaman tersebut merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.
Awalnya, tanaman kelapa sawit dibudidayakan sebagai tanaman hias. Adapun pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dimulai tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia, yaitu Adrien Hallet, seorang Belgia. Budi daya yang dilakukan Adrien Hallet diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Lokasi perkebunan kelapa sawit pertama di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan NAD dengan luas areal mencapai 5.123 ha.
Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Produksinya merosot hingga tinggal seperlima dari angka tahun 1940. Lahan perkebunannya juga mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada. Setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia, pemerintah mengambil alih perkebunan dengan alasan politik dan keamanan pada tahun 1957. Namun, produksi kelapa sawit menurun akibat perubahan manajemen dalam perkebunan dan kondisi sosial politik serta keamanan dalam negeri yang tidak kondusif. Masa pemerintahan orde baru, pembangunan perkebunan diarahkan Tanaman kelapa sawit.
Awalnya dibudidayakan sebagai tanaman hias dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraanmasyarakat, dan menghasilkan devisa negara. Pemerintah juga terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Tahun 1980, luas lahan perkebunan mencapai 294.560 ha dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 721.172 ton. Sejak itu, lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat, terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR–BUN). Periode 1999—2009, pertumbuhan luas areal tanaman kelapa sawit perkebunan besar negara relatif kecil, yaitu rata-rata 1,73% per tahun. Adapun pertumbuhan terbesarnya, yaitu pertumbuhan perkebunan rakyat mencapai rata- rata 12,01% per tahun, sedangkan pertumbuhan perkebunan besar sekitar 5,04% per tahun. Saat ini luas areal perkebunan sawit di Indonesiadidominasi Perkebunan Besar Swasta (PBS) dengan luas sekitar 3.893 ribu ha (49,75%) dari total areal nasional seluas 7.824 ribu ha. Sementara itu, yang diusahakan  perkebunan rakyat (PR) sekitar 3.314 ribu ha (42,35%) dan selebihnya 616 ribu ha (7,9%) adalah milik PBN.

Sebagai Perusahaan Anak Bangsa, PT Natural Nusantara Memperkenalkan Produknya, salah satunya pupuk untuk meningkatkan hasil panen di sektor Kelapa Sawit.
Kesaksian NYATA Bpk. Susanto Di Parenggean, Kab Kotawaringin Timur, Sampit, Kalteng
Pak Susanto mendapatkan panen kelapa sawitnya meningkat hampir 2 KALI LIPAT dari tahun sebelumnya. Panen kali ini mencapai 7,8 ton, untuk 544 tanaman pada umur 6-8 tahun di lahan seluas 4 hektar. Biasanya, Pak Susanto harus pasrah dengen hanya memanen maksimal 4 ton. 3,8 ton lebih banyak dari biasanya! Saya sudah coba pakai dengan bermacam-macam pupuk, tapi hasilnya tetap tidak berubah. Setelah saya pakai Produk dari NASA ternyata hasilnya sangat memuaskan.
Tidak ada yang sebagus produk NASA. ”Demikian Pak Susanto membeberkan rahasianya. Pak Susanto menggunakan produk NASA untuk tanaman kelapa sawitnya. Produk yang dipakai adalah:
  • POWER NUTRITION
  • POP SUPERNASA
  • POC NASA
  • HORMONIK
Per 1 hektar lahan, Pak Susanto menghabiskan 10 POWER NUTRITION, 5 POP SUPERNASA, 10 POC NASA dan 10 HORMONIK diberikan 3 -4 bulan sekali.
Produk NASA ditabur dan disiramkan ( jika ketersediaan air mencukupi ). Secara ekonomis, penambahan keuntungan Pak Susanto sebesar 45,6 Ton X Rp 1.150 ( harga kelapa sawit saat itu –red- /pengepul ) = Rp 52.440.000. Sementara untuk Produk NASA hanya menghabiskan biaya Rp 8.780.000.

TAMBAHAN KEUNTUNGAN Pak Susanto adalah :

Rp 52.440.000 – Rp 8.780.000 = Rp 43.660.000

Data di lapangan pak Susanto melihat, ada beberapa perubahan drastis setelah menggunakan Produk NASA, peningkatan bera per janjang, biasanya 20-23 kg menjadi 31-34 kg, Kualitas daging buah lebih tebal, buah madu tidak pernah berhenti dan muncul terus menerus, lebih mengkilat, rendemen meningkat, bahkan di musim track pun, Pak Susanto tetap dapat panen lumayan. Biasanya hanya 12 -14 kuintal per 4 hektar, ternyata setelah pakai Produk NASA masih bisa panen 2,4 – 2,8 ton. Luar Biasa Selain itu, daun jauh lebih hijau dan segar, pelepah lebih lunak, sehingga pekerjaan memanen jadi lebih cepat, dan yang membuat kagum adalah tanah berangsur-angsur menjadi lebih gembur dan banyak cacing tanahnya, satu hal yang jarang ditemui di kebun kelapa sawit. Produk NASA memang Oke!

Penggunaan Untuk Per Hektar Lahan

  • POWER NUTRITION = 10 Botol
  • POP SUPERNASA = 5 Botol
  • POC NASA = 10 Botol
  • HORMONIK = 10 Botol
​Distributor Produk Nasa
Hubungi Kami Di 
WA / SMS 0812 8002 2004
Pin BB 757A 4E18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar